PRODUKSI MASSAL
C. Pola/kebijakan Produksi
- Pola produksi konstan, yaitu distribusi produk dari tahunan ke bulanan yang relatif sama besar (konstan) setiap bulanya. Dengan pola seperti ini, maka terdapat atau terjadi persediaan. Sehingga kekurangan dan kelebihan penjualan akan diseimbangkan oleh kebijakan dan kekurangan persediaan yang dimiliki.
- Pola produksi bergelombang, yaitu distribusi produk dari tahunan ke bulanan, dengan jumlah produksi dari bulan ke bulan tidak sama besar tergantung pada besar kecilnya penjualan. Bila penjualan naik maka produksi akan naik, jika penjualan turun produksi juga turun.
- Pola produksi moderat, yaitu distribusi produk tahunan ke bulanan, dengan jumlah produksi dan persediaan yang berubah-ubah tergantung pada naik turunya baik produksi maupun persediaan.
Dari ketiga pola atau kebijakan produksi tersebut, kebijakan atau pola produksi konstan memiliki keunggulan. Hal ini karena pola produksi konstan atau stabil ini memiliki tiga keuntungan, yaitu penggunaan fasilitas pabrik yang lebih baik, stabilitas tenaga kerja, dan pembelian bahan baku yang lebih ekonomis.
D. Indikator Keberhasilan Tahapan Produksi Massal
Indikator ini merupakan bagian kegiatan manajement produksi yang bertujuan untuk menciptakan kegunaan bentuk (form utility).
a. keberhasilan Manajemen Produksi, meliputi:
- Produktifitas
- Kapasitas
- Kecepatan pengiriman
- Kualitas produk
- Kecepatan proses
- Fleksibilatas
b. Ukuran Kinerja Sistem Produksi, meliputi:
- Ongkos produksi
- Kualitas produk
- Tingkat pelayanan
c. Ukuran Kinerja Produktivitas Mesin
kinerja produktivitas mesin umumnya diukur menggunakan OEE (Overall Equipmen Effectiveness), sistem ini menggunakan 3 indikator yaitu: Availlabelity, Performance, dan Quality.
tahap pengukuran menggunakan OEE yaitu:
- Memulai dari pengukuran
- Fokus pada kerugian
- Menetapkan target tambahan
- Memantau segala kendala
- Hati-hati dalam membuat perbandingan
E. Proses Produksi Massal
1. Pengertian Proses Produksi
Proses produksi adalah suatu cara metode untuk menambah kegunaan suatu barang dan jasa menggunakan faktor produksi yang ada agar lebih bermanfaat memenuhi kebutuhan.
2. Tujuan Proses Produksi
a. Meningkatkan efisiensi
b. Meningkatkan produktifitas
c. Meningkatkan kualitas
3. Tahapan Proses Produksi
a. Planning atau perencanaan,
Follow up, merupakan proses mendorong terkoordinasinya perencanaan proses produksi. Tahapan ini menentukan produk apa yang akan dibuat, berapa jumlah bahan baku, biaya dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan. Dalam tahapan ini juga dilakukan perancangan terhadap bentuk barang. Untuk melakukan perencanaan diperlukan pengetahuan yang baik tentang jenis barang produksi dan kebutuhanya, serta kemampuan produsen.
b. Routing atau penentuan alur
Routing, merupakan proses menetapkan dan menentukan urutan kegiatan proses produksi . Dalam tahapan ini ditentukan alur produksi mulai pengolahan awal bahan baku, pembentukan, pemolesan, penyelesaian, pengawasan mutu hingga distribusi hasil produksi. Dalam routing harus ditentukan secara tepat urutan produksi dan pekerja yang melakukan setiap alur.
c. Scheduling atau penjadwalan
Scheduling, merupakan proses menetapkan dan menentukan jadwal. Scheduling adalah menjadwalkan kapan produksi dilakukan setelah alurnya dibuat. Penjadwalan dilakukan dengan mempertimbangkan jam kerja pekerja dan lama dari setiap alur produksi. Dalam tahapan ini dibuat master schedule atau jadwal utama yang kemudian dipecah menjadi jadwal yang lebih terperinci.
d. Dispatching atau perintah mulai produksi
Dispatching, merupakan proses menetapkan dan menentukan proses pemberian perintah. Setelah dijadwalkan produksi dijalankan dengan dispatching. Dalam dispatching dicantumkan hasil perencanaan dan penjadwalan yang telah dilakukan pada tahapan sebelumnya, seperti berapa jumlah bahan baku yang digunakan, tahapan pembuatan hingga waktu produksi sesuai dengan hasil scheduling atau penjadwalan.
F. Jenis-jenis Proses Produksi
1. Proses Produksi Terus Menerus
Ciri-ciri proses produksi terus menerus antara lain sebagai berikut;
a. Pola ini akan dilakukan selalu sama dari hari kehari tanpa ada perubahan. Terdapat urutan yang pasti dari bahan baku hingga menjadi produk akhir. Contohnya, usaha tekstil, kertas dan lain-lain.
b. Berproduksi dengan jumlah yang relatif besar dengan variasi jenis produk yang kecil.
c. Penyusunan peralatan produksi atas dasar arus urutan pekerjaan dari bahan mentah menjadi produk akhir.
d. Mesin-mesin bersifat khusus untuk menghasilkan produk-produk tertentu
e. Pengaruh operator kecil.
f. Tidak memerlukan banyak karyawan
g. Jika ada kemacetan pada satu bagian mengakibatkan kemacetan total.
h. Memerlukan ahli perawatan yang cukup baik
i. Variasi jenis produk relatif sedikit.
2. Proses Produki Terputus-putus
Ciri-ciri proses produksi terputus-putus antara lain sebagai berikut;
a. Menghasilkan produk lebih sedikit namun variasi jenis produk lebih banyak
b. Berproduksi atas pesanan
c. Penyusunan fasilitas produksi berdasarkan fungsinya
d. Mesin-mesin bersifat general purpose machine
e. Pengaruh karyawan lebih besar
f. Bila terjadi kemacetan pada suatu bagian tak akan menyebabkan kemacetan total
g. Diperlukan pengendalian proses yang cukup baik
h. Diperlukan bahan mentah yang cukup tinggi
i. Peralatan bersifat fleksibel yang menggunakan tenaga manusia
j. Diperlukan ruangan yang cukup besar
Komentar
Posting Komentar