Kebaikan Yang Tersembunyi
Di suatu desa, namanya desa makur, hidup makmur dan sejahtera. Rakyatnya sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Anak-anak di desa makur biasanya membantu ayah mereka untuk menyiapkan pupuk atau menyiapkan peralatan pertanian untuk meringankan pekerjaan orang tuanya. Di suatu hari Ahmad dan Abdan sedang bermain bersama, mereka berdua memang berteman dari kecil, sepantasnya disebut "sahabat". Mereka saling mengenal satu sama lain, saling mengerti isi hati masing-masing, dan juga susah senang pun selalu bersama. Mereka bagaikan adik dan kakak, walaupun Abdan lebih melindungi dari pada Ahmad yang cengeng.
Sekedar informasi Ahmad adalah anak Broken Home atau keluarga yang tidak utuh, orang tuanya bercerai saat Ahmad masih bayi, dia tinggal bersama dengan ayahnya di gubuk tua samping pohon pisang. Makanya Ahmad Kalau setiap ada masalah selalu menangis, cengeng kata yang tepat untuk menggambarkan dan Abdan selalu melindunginya.
Di suatu hari, hari Itu tidak akan dilupakan oleh Ahmad, Abdan dan Ahmad waktu itu masih kelas 6 SD, setelah pulang sekolah mereka bermain di perkarangan rumahnya Ahmad. Mereka bersenda gurau bersama, bernyanyi bersama, dan membersihkan kandang sapi bersama, maklum ayahnya Ahmad adalah bos ternak sapi ,beliau terkenal di seluruh desa bahkan sampai ke kota, membuat ayah Abdan menjadi orang kaya.
Ketika Ahmad dan Abdan sedang bermain, tiba-tiba ada seorang anak kecil yang sedang menangis karena dagangannya nggak laku, Ahmad dan Abdan melihatnya dengan mata yang berbinar-berbinar. Abdan berinisiatif untuk membantu anak kecil tersebut, dalam hatinya dia telah berpikir melakukan rencana untuk membantu anak tersebut.
Abdan mengajak Ahmad untuk pergi ke markas mereka, di sana mereka menghabiskan waktu untuk bermain. Abdan lalu mengambil celengan ayamnya dan seketika langsung melemparkan ke lantai, "prakkk", suara celengan yang pecah. Abdan berkata ke Ahmad untuk memecahkan celengannya juga. Tanpa pikir panjang Ahmad pun memecahkan celengan tersebut. Ahmad heran kenapa Abdan menyuruhnya memecahkan celengan tersebut?. Ahmad bertanya kepada Abdan tapi Abdan tidak menghiraukan dan menyuruh Ahmad bergegas mengumpulkan uang yang berserakan di lantai. Setelah uangnya terkumpul, Abdan mengajak Ahmad ke pasar, lagi-lagi Ahmad heran kenapa Abdan pergi ke pasar?. Tapi jawaban yang ditanyakan tersebut akhirnya terjawab sudah.
Abdan pergi ke Toko tepung yang ada di seberang jalan. Di sana ia merencanakan untuk membeli tepung dan keperluan untuk membuat roti. Tapi Ahmad menolak, Ahmad berkata "sia-sia kita menabung selama setahun Dan..", tapi Abdan tetap kekeh dan langsung pergi ke Toko tersebut. Abdan menghampiri penjual dan menanyakan mau membeli tepung satu karung. Mendengar perkataan tersebut Ahmad semakin marah dan mulai menarik baju Abdan. Abdan yang tak tinggal diam langsung membalas perbuatan Ahmad dan mereka pun bertengkar. Susana di Toko tersebut sangat gaduh akibat pertengkaran tersebut.
Penjual tersebut langsung menasihati Ahmad dan Abdan "jangan bertengkar, berhenti" , tapi mereka tidak menggubris perkataan tersebut, mereka melanjutkan pertengkaran tersebut, dan pada akhirnya.. Mereka menyenggol lemari yang berisi tumpukan karung tepung. Akibatnya lemari yang berisikan tepung tersebut jatuh dan menimpa Ahmad dan Abdan. Ahmad dan Abdan sekujur tubuhnya putih semua akibat terkena tepung, melihat itu penjual itu pun shock.
Penjual tersebut marah kepada Ahmad dan Abdan, Abdan meminta maaf kepada penjual tersebut dan mengatakan "Bu, tepung itu sudah tidak bisa dijual karena telah jatuh, dan sebagaianya masih ada, bolehkah saya memintanya? saya akan membuat roti, hasil jualannya nanti dibagi menjadi 2". mendengar hal tersebut penjual itu pun luluh dan memberikan tepung itu secara percuma. Mendengar perkataan Abdan, Ahmad terkagum dan semakin menyayangi sahabatnya tersebut, Ahmad tidak menyangka ada kebaikan yang tersembunyi. Dan dengan begitu roti tersebut dijual oleh Ahmad dan Abdan dan juga diberikan kepada anak kecil tersebut untuk dijual.
Dagangan mereka pun laris manis, Ahmad dan Abdan berkeinginan mempunya toko roti, dan setelah lulus sekolah mereka mendirikan toko roti, usahanya pun membuahkan hasil dan kini menjadi orang sukses.
from: Ahmad Noval Oktavian
kebaikan yang benar benar tulus selalu terjadi tanpa di rencanakan
BalasHapusSubhanallah..
BalasHapus